Minggu, 19 Desember 2010
El Loco, Hilang 70 Menit dan Muncul dengan Gol
Jakarta - Dengan usia yang sudah 34 tahun, Cristian Gonzales kalah lincah dibanding Irfan Bachdim atau Yongky Aribowo. Tapi El Loco sangat efektif, bahkan setelah 'hilang' 70 menit dia tetap muncul dengan gol.
Secara keseluruhan timnas Indonesia bermain sangat baik dalam dua laga semifinal Piala AFF. Tampil ngotot dan disiplin, anak didik Alfred Riedl memetik dua kemenangan masing-masing dengan skor 1-0.
Kalau ada satu pemain yang layak diangkat jadi bintang dalam laga tersebut, semua pasti setuju kalau Cristian Gonzales adalah orangnya. Setelah menceploskan bola dengan kepalanya di leg pertama, beberapa jam lalu tendangan spektakulernya dari luar kotak penalti kembali jadi penentu kemenangan Indonesia.
Keputusan timnas menaturalisasi pesepakbola asal Uruguay itu terbukti bukan langkah yang sia-sia. Striker Persib Bandung tersebut selalu jadi pilihan utama Alfred Riedl di seluruh laga Indonesia di Piala AFF.
Setelah menjalani debut dengan sumbangan satu gol, Gonzales absen menjebol gawang Laos dan Thailand. Namun dia kemudian membayar kepercayaan sang pelatih dengan dua kali melesakkan bola ke jala Filipina.
Dibanding Yongky Aribowo, yang dipasang sebagai tandemnya malam tadi, mobilitas Gonzales memang kalah. Dia juga tak bisa bergerak lincah seperti Mohammad Nasuha yang sering menyisir lapangan atau Okto Maniani yang punya speed di atas rata-rata.
Tapi Gonzales jelas tidak kalah dibanding rekan-rekannya, dengan usia yang sudah beranjak senja dia cukup cerdas untuk memilih 'bergerak seperlunya'. Hasilnya adalah pergerakan-pergerakan yang sangat efektif, apalagi Gonazales juga punya body balance yang sangat baik, yang membuat dia hebat dalam menjaga bola.
Khusus untuk laga di leg kedua, pelatih Filipina Simon McMenemy punya penilaian sendiri. Gonzales disebutnya nyaris tak punya peran di sepanjang pertandingan. Namun dia kemudian muncul tiba-tiba dan langsung bikin gol.
"Dia hilang selama 70 menit. Tapi ketika dia mendapat bola dia selalu memiliki kesempatan untuk mencetak gol," sahut McMenemy usai laga.
McMenemy juga menyanjung visi permainan Gonzales. Pelatih asal Inggris itu menilai Gonzales juga kerap menjalani peran playmaking, yang membuka ruang buat rekannya untuk menusuk lebih dalam.
"Dia pemain yang sulit, ketika dia mendapat bola dia mengoper ke sisi lain dan ketika dapat lagi mengoper ke sisi yang lain lagi. Ketika menghadapi pemain seperti itu memang sangat sulit untuk di kawal," lanjut McMenemy.
Terkait usia Gonzales yang sudah 34 tahun, McMenemy menganggap itu bukan halangan buat sang striker untuk tampil bagus.
"Gonzales sudah 34 tahun? Itu artinya dia lebih tua dari saya," seloroh pelatih 33 tahun yang selalu tampil stylish itu.
Skuad Garuda Tak Gentar Teror Malaysia
Fokus tim asuhan pelatih Alfred Riedl kini beralih ke partai final, dimana sudah menunggu Malaysia. Tim Negeri Jiran ini secara meyakinkan bangkit setelah dikalahkan timnas 5-1 pada laga perdana fase penyisihan grup.
Indonesia bertindak selaku tim tamu untuk leg pertama yang dijadwalkan Ahad (26/12). Melihat dukungan publik Malaysia pada leg semifinal pertama saat menjamu Vietnam, Firman Utina harus siap mental. Suporter Malaysia tidak kalah galak dengan suporter Tanah Air. Meski demikian Firman mengaku, dia dan kawan-kawannya tak akan gentar.
Menurutnya, teror penonton merupakan hal yang lumrah. Lalu, Tenang saja, kami sudah biasa. Lagi pula suporter kita lebih galak kok, kata jenderal lapangan tengah yang pada 15 Desember lalu genap berusia 28 tahun tersebut.
Leg pertama dihelat di Stadion Nasional, Bukit Jalil, Kuala Lumpur। Stadion berkapasitas 87.000 tempat duduk ini perjuangan skuad Garuda untuk menorehkan sejarah baru, menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, akan dimulai. Tiga hari kemudian atau pada Rabu (29/12) partai penentuan diboyong ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
क्रेअतेद
बी
, ipunk